DESIGN APLIKASI MENGENAI “SKIZOPHRENIA”
Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang kedokteran
saat ini juga telah menfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan pelayanan
yang lebih baik kepada masyarakat luas. Pekerjaan yang sangat sibuk dari
seorang dokter mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk
membantu seorang pakar atau ahli dalam mendiagnosa berbagai macam penyakit,
seperti jantung, ginjal, stroke, kanker, gigi, kulit,mata. Namun, dapat juga
membantu untuk mendiagnosa penyakit mental seoerti skizophrenia.
Sistem Pakar Untuk Diagnosa Penyakit Mental Pada Manusia menggunakan
metodeforward chaining yangbertujuan untuk menelusuri gejala yang
ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan agar dapat mendiagnosa jenis
penyakit mental dengan perangkat lunak berbasis dekstop management
system. Perangkat lunak sistem pakar dapat mengenali jenis penyakit mental
setelah melakukan konsultasi dengan menjawab beberapa pertanyaan-pertanyaan
yang ditampilkan oleh aplikasi sistem pakar serta dapat menyimpulkan beberapa
jenis penyakit mental yang diderita oleh pasien. Data penyakit yang dikenali
menyesuaikan rules (aturan) yang dibuat untuk dapat
mencocokkan gejala-gejala penyakit mental dan memberi nilai persentase agar
mengetahui nilai pendekatan jenis penyakit mental pada pasien.
1. Sistem
pakar
Merupakan
suatu program aplikasi komputerisasi yang berusaha menirukan proses penalaran
dari seorang ahlinya dalam memecahkan masalah spesifikasi atau bisa dikatakan
merupakan duplikat dari seorang pakar karena pengetahuannya disimpan di dalam
basis pengetahuan untuk diproses pemecahan masalah. Data yang tersimpan dalam
database akan menginformasikan suatu keluhan pasien dengan akurat dan dapat
menyimpulkan jenis penyakit mental yang diderita oleh pasien.
Sistem
pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development
environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment)
(Turban, 1995). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan
pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan
konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan
pakar. Sistem
pakar mempunyai 3 bagian utama, yaitu user interface, interface
engine, dan knowledge base. Hubungan ketiga bagian tersebut
dapat dinyatakan seperti :
- User Interface berfungsi sebagai media pemasukan pengetahuan kedalam knowledge base dan melakukan komunikasi dengan user.
- Inference Engine merupakan bagian dari sistem pakar yang melakukan penalaran dengan menggunakan isi knowledge base berdasarkan urutan tertentu.
- Knowledge Base merupakan suatu database yang menangani informasi khusus dan aturan tentang subyek tertentu yang diperlukan untuk membuat fakta-fakta dan teknik dalam menerangkan masalah yang disusun dalam urutan yang logis.
2. Skizofrenia
Merupakan
suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi, biasanya berat, berlangsung
lama dan ditandai oleh penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi Hasil
studi Bank Dunia tahun 2001 menunjukkan bahwa masalah kesehatan jiwa mencapai
8,1 persen, jauh lebih tinggi dari tuberklosis (7,2 persen), kanker (5,8
persen), penyakit jantung (4,4 persen), dan malaria (2,6 persen). Riset dasar
kesehatan nasional tahun 2007 menyebutkan sekitar satu juta orang di Indonesia
mengalami gangguan jiwa berat, sedangkan 19 juta orang lainnya menderita
gangguan jiwa ringan hingga sedang (Dewi, 2011). Pada tahapan gangguan jiwa,
jenis penyakit gangguan jiwa skizofrenia termasuk dalam
gangguan jiwa berat. Berdasarkan survei Kementerian Sosial tahun 2008,
penderita skizofrenia di Indonesia ada 650.000 orang. Data di
Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, menyebutkan bahwa skizofrenia merupakan
peringkat pertama dari 10 besar penyakit rawat jalan di rumah sakit tersebut.
Apabila
gangguan jiwa ini tidak mendapat perhatian dan penanganan yang cepat serta
tepat maka akan sangat berdampak buruk bagi para penderita. Beberapa dampak
buruk itu antara lain, penderita akan selalu dikucilkan oleh masyarakat,
gangguan jiwa yang dialami penderita akan semakin parah sehingga akan lebih
menyulitkan dalam hal pengobatan, dampak buruk tersebut juga dapat berpengaruh
kepada keluarga maupun keturunan penderita yang juga dapat mengalami gangguan
jiwa. Dampak yang paling parah apabila gangguan jiwa yang diderita cukup berat
dapat menimbulkan suatu keinginan atau tindakan untuk melakukan bunuh diri atau
melakukan suatu tindakan yang lebih parah seperti pembunuhan dan hal tidak
wajar lainnya.
Sistem
pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan oleh
seorang pakar, seperti memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan
memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Contohnya
seperti sistem pakar untuk mendiagnosa gangguan jiwaskizofrenia. Dengan
adanya sistem pakar ini diharapkan dapat menghasilkan informasi mengenai gangguan
jiwa skizofrenia, cara mendiagnosa gangguan jiwa, serta cara
pengobatan yang harus dilakukan untuk membantu kinerja serta ketepatan
diagnosis oleh seorang pakar.
Tahap 1
Fuzzy expert system adalah suatu sistem pakar yang menggunakan perhitungan fuzzy dalam
mengolah knowledge untuk menghasilkan konsekuensi, premis dengan
konklusi atau kondisi dengan akibat sehingga menghasilkan informasi yang
memiliki keakuratan kepada end user atau pengguna. Bentuk
umum fuzzy expert system hampir sama dengan bentuk rule
based pada expert system yaitu if A then B
dimana A dan B adalah fuzzy sets (Klir, 1995).
Tahap 2 (Perencanaan Pembuatan Rule
Base)
Tahap
ini adalah tahap awal dalam melakukan perancangan dan pembuatan aplikasi sistem
pakar. Pengetahuan pakar dan data-data yang didapatkan, dikumpulkan dan
dijadikan suatu sistem informasi, yang nantinya digunakan sebagai knowledge
base bagi aplikasi sistem pakar ini.
Tahap 3 (System Flow Maintenance Data)
System flow sistem untuk admin menggambarkan tentang proses acquisitionpengetahuan
dari seorang pakar. Pengetahuan dari seorang pakar direpresentasikan dalam
bentuk fuzzy database dan rule fuzzy. System
flow untukmaintenance data dapat dilihat pada Gambar:
Tahap 4 (System flow untuk
Diagnosis)
System flow untuk diagnosis menjelaskan tentang proses yang terjadi
dalam diagnosis, yaitu melakukanmaintenance data pasien dan
diagnosis. System flow untuk maintenance data
dapat dilihat pada Gambar.
Tahap 5 (Context Diagram)
Pada context
diagram sistem pakar diagnosis gangguan jiwa skizofrenia ini
terdapat dua buah entitas, yaitu entitas user dan entitas
admin. Pada sistem ini, user memberikan input kepada
sistem berupa data pasien serta gejala-gejala yang dialami oleh pasien
berdasarkan pertanyaan yang harus dijawab yang telah disediakan oleh sistem,
serta mendapatkan output berupa diagnosis gangguan jiwa skizofrenia beserta
pengobatannya dan laporan diagnosis pasien. Sedangkan admin memberikan input berupa
data gangguan jiwa skizofrenia, data gejala, data obat, data
penanganan, data certainty factor nilai gejala, data certainty
factor nilai parameter, dan data user, serta admin
mendapatkan output berupa laporan hasil diagnosis dan laporan
diagnosis keseluruhan.
Tahap 6 (Form Pasien)
Form Pasien
merupakan form untuk mengecek data pasien sebelum melakukan diagnosis.
Form
Data Pasien Baru merupakan form untuk mendata pasien baru.
Tahap 7 (Form Diagnosis)
Digunakan
untuk menjawab pertanyaan mengenai gejala yang dialami oleh pasien.
Tahap 8 (Form Hasil Diagnosis)
Merupakan
hasil diagnosis sistem pakar gangguan jiwa skizofrenia dalam bentuk prosentase.
Laporan
Diagnosis merupakan crystal report hasil diagnosis yang telah
dilakukan.
Laporan
Rekapitulasi merupakan form laporan rekapitulasi pasien yang dapat ditampilkan
per bulan maupun per tahun yang ingin ditampilakan
Tahap 9 (Form Laporan History Pasien)
Merupakan
form untuk melihat data history pasien yang pernah melakukan diagnosis.
Sumber :
Anna,
L.K. 2011. 80 Persen penderita skizofrenia tak diobati. http://health.kompas.com/read/2011/06/03/07014272/80.Persen.Pe nderita.Skizofrenia.Tak.Diobati,
diakses tanggal 30 November 2016.
Klir,
George J. dan Yuan, Bo. 1995. Fuzzy sets and fuzzy relation: Theory and applications. New Jersey: Prentice
Hall.
Safitri,
Dewi. 2011. Bukan gila tapi sakit jiwa. http://www.bbc.co.uk/indonesia/laporan_khusus/2011/10/111004_mental1 .shtml, diakses tanggal 30 November 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar