Rabu, 30 November 2016

SIP_Artificial Intellegence (AI)



Artificial Intellegence (AI)
 
1. Sejarah Artificial Intellegence
            AI merupakan proses di mana peralatan mekanik dapat melaksanakan kejadian-kejadian dengan menggunakan pemikiran atau kecerdasan seperti manusia. Kata “intelligence” berasal dari bahasa latin “intelligo” yang berarti “saya paham”. Berarti dasar dari intelligence ialah kemampuan untuk memahami dan melakukan aksi.
            Ketika kita berbicara mengenai sejarah AI mungkin yang pertama kali terpikir dalam benak kita adalah era 80-an hingga kini, tapi ternyata AI sudah mulai digugah sejak abad ke-13. Ketika itu Al – Jazari berhasil menciptakan robot humanoid pertama yang berfungsi sebagai robot musisi, yang bisa memainkan alat musik. Kemudian pada abad ke-18 Hishashige Tanaka berhasil membuat robot boneka yang bisa menuangkan teh dan menulis huruf Kanji.
            Sedangkan diabad komputer modern AI mulai digagas sejak Mc Mulloh dan Pitts mengusulkan model matematis bernama perceptron dari neuron didalam otak. Dalam hal ini mereka menunjukan bahwa neuron memberikan reaksi yang berbeda terhadap waktu input yang diberikan. Kemudian pada tahun 1950 Alan Turing melalui papernya mencoba menjawab, apakah komputer dapat berpikir.
            Pada tahun 1956 John Mc Carthy menyelenggarakan konferensi bernama “The Dartmouth summer research project on artificial intelligence” yang dihadiri oleh ahli komputer dari seluruh dunia untuk membahas dasar bagi pengembangan dan penelitian AI. Saat itu Mc Carthy mengusulkan definisi AI adalah “ AI merupakan cabang dari ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan komputer untuk dapat memiliki kemampuan dan berprilaku seperti manusia”.
            AI terus berkembang sejak konferensi Darthmouth. Awal pekerjaan dipusatkan pada seperti game playing (misalnya: audio dengan kecerdasan dan permainan catur(chess player), pembuktian teorema (theorem proving) pada Tugas-tugas formal (Formal Tasks). Utamanya adalah permainan catur yang paling dapat diaplikasikan dan diterima, karena pengalaman permainan catur seorang programer dapat terus diterapkan pada komputer untuk meningkatkan kemampuan berpikir komputer tersebut dalam bermain catur.
            Dari awal pekerjaan AI ini memindahkan lebih khusus tugas yang sering berguna antara lain:
            a. Tugas biasa/keduniaan(Mundane Tasks)
1) Persepsi : vision dan speech
2) Natural Language : understanding, generation dan translation
3) Commonsence Reasoning ( pertimbangan berdasarkan pikiran sehat): robot control

b. Tugas Formil (Formal Tasks)
1) Games : chess dan checkers
2) Matematics: geometri, logic dan proving properties of programs
c. Tugas Ahli(Expert Tasks)
1) Teknik : Design, Fault Diagnosis dan Planning
d. Scientific Analysis
e. Medical : Diagnosis dan Theraphy.
Sejak tahun 80-an perkembangan AI menjadi sangat pesat karena didukung oleh mulai terjangkaunya harga komputer sehingga berbagai universitas bisa mempelajari dan mengembangkannya.
Berikut ini ini rangkuman singkat sejarah perkembangan AI :
1206 Robot humanoid pertama karya Al-Jazari
1796 Boneka penuang the dari jepang bernama Karakuri
1941 Komputer elektronik pertama
1949 Komputer dengna program tersimpan pertama
1956 Kelahiran dari Artificial Intelligence pada Dartmouth conference
1958 Bahasa LISP dibuat
1963 Penelitian intensif departemen pertahanan Amerika
1970 Sisem pakaer pertama diperkenalkan secara luas
1972 Bahasa Prolog diciptakan
1986 Perangkat berbasis AI dijual luas mencapai $425 juta
1994 AC berbasis Neuro fuzzy dijual
2010 Sistem kecerdasan buatan untuk Pesawat komersial BOEING 900-ER ramai digunakan
2011 Service Robot untuk restoran berhasil dibuat di Indonesia
2012 Sistem Pakar Troubleshooting Komputer berbasis Fuzzy dan Self               Learning
2012 Sistem immune pada Deteksi spam diciptakan
Dengan perkembangan teknologi dan penyediaan fasilitas yang semakin baik dewasa ini maka bukan tidak mungkin AI akan terus meningkat sampai pada akhirnya benar-benar menyamai kemampuan manusia sehingga akan menggantikan pekerjaan manusia. tinggal nanti bagaimana kita sebagai akademisi dan masyarakat luas menyikapi pemanfaatan AI sebagai asisten manusia sampai batas tertentu agar tidak mengancam keberadaan manusia itu sendiri.

2. Hubungan Artificial Intellegence dengan Kognisi Manusia
Jika kita berbicara AI tentunya kita tidak bisa melupakan kognisi manusia karena rancangan AI muncul karena diadaptasi dari cara berpikir manusia atau kognisi manusia. Menurut Alan Turing suatu mesin dikatakan cerdas bila ia sukses berprilaku seperti manusia. Dengan kata lain AI memang didesain untuk berprilaku dan berpikir menyerupai manusia.
McMulloh dan Pitts pada tahun 1943 mengusulkan model matematis bernama perceptron dari neuron di dalam otak. Mereka juga menunjukkan bagaimana neuron menjadi aktif seperti saklar on-off dan neuron tersebut mampu untuk belajar dan memberikan aksi berbeda terhadap waktu dari input yang diberikan. Hal ini dapat diterapkan pada mesin karena adanya sistem on-off. Jadi dengan kata lain bahwa ada kemiripan sistem antara mesin dan otak manusia.
Karena kecerdasan tiruan adalah ilmu yang berdasarkan proses manusia berpikir, maka penelitian bagaimana proses manusia berpikir adalah hal yang pokok. Pada saat ini para peneliti hanya mulai mengerti sedikit dari proses berpikir tersebut, tetapi sudah cukup diketahui untuk membuat asumsi-asumsi yang pasti tentang bagaimana cara berpikir dan menggunakan asumsi-asumsi tersebut untuk mendesain suatu program komputer yang mempunyai kecerdasan secara tiruan.
Semua proses berpikir menolong manusia untuk menyelesaikan sesuatu masalah. Pada saat otak manusia mendapat informasi dari luar, maka suatu proses berpikir memberikan petunjuk tindakan atau respon apa yang dilakukan. Hal ini merupakan suatu reaksi otomatis dan respon yang spesifik dicari untuk menyelesaikan masalah tertentu. Hasil akbar dari semua proses berpikir tersebut disebut tujuan (goal).
Pada saat tujuan telah dicapai, pikiran akan segera berhadapan dengan tujuan-tujuan lainnya yang akan dicapai. Di mana semua tujuan-tujuan ini bila terselesaikan akan mengantar ke suatu tujuan utama. Dalam proses ini tidak ada satupun cara berpikir yang mengarah ke tujuan akhir dilakukan secara acak dan sembarangan.
Kecerdasan manusia dapat dipecah-pecah menjadi kumpulan fakta-fakta (facts) dan fakta-fakta ini yang digunakan untuk mencapai tujuan. Hal ini dilakukan dengan memformulasikan sekelompok aturan-aturan(rules) yang berhubungan dengan fakta fakta yang disimpan dalam otak.

Sumber
Bhuvaneswari, S. (2012). Man-machine interface, International Journal of Artificial Intelligence and Applications. vol. 3, no. 1.

Budiharto, W., Purwanto D., Jazidie A. (2011). A robust obstacle avoidance for service robot using bayesian approach, International Journal of Advanced Robotic Systems. vol. 8, no. 1.

Ismaila, I. (2012). Model and algorithm in artificial immune system for spam detection. International Journal of Artificial Intelligence and Applications, vol. 4, no. 1.

Jozeph, C., (2005). Giaratanno, expert systems principles and programming.

Russel, S., Norwig, P. (2009). Artificial intelligence: A modern approach.   Pearson: Publisher.

Turban, E. (1995). Decision support and expert systems.

Warwick, K. (2012) Artificial intelligence: The basics, routledge publisher, youssef basil, expert pc troubleshooter with fuzzy logic and self learning support, International Journal of Artificial Intelligence and Applications, vol. 3, no. 2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar