Stress
A. Arti Penting Stress
Kita
semua pernah mengalami stress.Tetapi sebenarnya stress tidak selalu
jelek.Stress dalam tingkat yang sedang itu perlu untuk menghasilkan kewaspadaan
dan minat pada tugas yang ada , dan membantu orang melakukan penyesuaian.Sistem
syaraf juga memerlukan rangsangan agar bisa tetap terlatih dan selanjutnya bisa
berfungsi dengan baik.Secara umum yang dimaksud dengan stress adalah reaksi
tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan , perubahan , ketegangan emosi
, dan lain-lain.Menurut Lazarus 1999(dalam Rod Plotnik 2005:481) “Stres adalah
rasa cemas atau terancam yang timbul ketika kita menginterpretasikan atau
menilai suatu situasi sebagai melampaui kemampuan psikologis kita untuk bisa
menanganinya secara memadai”.Stress berbeda dengan stresor . Stresor adalah
sesuatu yang menyebabkan stres.Stres itu sendiri adalah akibat dari interaksi
timbal balik antara rangsangan lingkungan dan respons individu.
Efek-efek stress menurut
Hans Selye
Hans
Selye (1946,1976) telah melakukan riset terhadap 2 respon fisiologis tubuh
terhadap stress : Local Adaptation Syndrome (LAS) dan General Adaptation
Syndrome (GAS).
o Local Adaptation Syndrom
(LAS)
Tubuh
menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini
termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya,
dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik
dari LAS :
- Respon yang terjadi hanya
setempat dan tidak melibatkan semua system
- Respon bersifat adaptif;
diperlukan stressor untuk menstimulasikannya
- Respon bersifat jangka
pendek dan tidak terus menerus.
- Respon bersifat
restorative.
Sebenarnya
respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti
yang diuraikan dibawah ini :
- Respon inflamasi
respon
ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri
hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat
dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat.
- Respon refleks nyeri
respon
ini merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan
lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
o General Adaptation Syndrom
(GAS)
GAS
merupakan respon fisiologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang
terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di
beberapa buku teks GAS sering disamakan dengan Sistem Neuroendokrin.
- Fase Alarm (Waspada)
Melibatkan
pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi
stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda
fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan
gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh
terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya
tahan tubuh menurun.
Fase
alarm melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti pengaktifan
hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan
individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula
darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi,
teraktifasinya epineprin dan norepineprin mengakibatkan denyut jantung
meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan
meningkatnya kewaspadaan mental.
Aktifitas
hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan “ respons melawan
atau menghindar “. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila
stresor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
- Fase Resistance (Melawan)
Individu
mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan
masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi
fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi
faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi gejala stress menurun àatau
normal, tubuh kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah,
cardiac out put. Individu tersebut berupaya beradaptasi terhadap stressor, jika
ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel-sel yang rusak. Bila gagal maka
individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu : Fase
kehabisan tenaga.
- Fase Exhaustion (Kelelahan)
Merupakan
fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya.
Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan
seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha
melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan
kematian.
Tahap
ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi
menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mepertahankan diri terhadap
stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersbut.
Faktor-faktor individual
dan sosial yang menjadi penyebab stres
Stress
merupakan salah satu gejala yang memiliki faktor-faktor penyebab,dan akan
diuraikan secara singkat faktor individual & sosial yang menjadi penyebab
stress dibawah ini.
a. Faktor sosial
Selain
peristiwa penting, ternyata tugas rutin sehari-hari juga berpengaruh terhadap
kesehatan jiwa, seperti kecemasan dan depresi. Dukungan sosial turut
mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stres.Dukungan sosial mencakup :
Dukungan emosional, seperti rasa dikasihi; dukungan nyata, seperti bantuan atau
jasa; dan dukungan informasi, misalnya nasehat dan keterangan mengenai masalah
tertentu.
b. Faktor Individual
Tatkala
seseorang menjumpai stresor dalam lingkungannya, ada dua karakteristik pada
stresor tersebut yang akan mempengaruhi reaksinya terhadap stresor itu yaitu:
Berapa lamanya (duration) ia harus menghadapi stresor itu dan berapa terduganya
stresor itu (predictability).
B. Tipe-tipe stress
Menurut
Maramis (1990) ada empat tipe stress psikologis yaitu:
a)
Frustasi
Muncul
karena adanya kegagalan saat ingin mencapai suatu tujuan.Frustasi adaa yang
bersifat intrinsik (cacat badan dan kegagalan usaha) dan ekstrinsik
(kecelakaan,bencana alam,kematian,pengangguran,perselingkuhan,dll)
b)
Konflik
Ditimbulkan
karena ketidakmampuan memilih dua atau lebih macam keinginan,kebutuhan atau
tujuan.Bentuk konflik digolongkan menjadi tiga bagian yaitu approach-approach
conflict,approach-avoidant conflict,avoidant-avoidant conflict.
c)
Tekanan
Tekanan
timbul dalam kehidupan sehari-hari dan dapat berasal dalam diri
individu.Tekanan juga dapat berasal dari luar diri individu/
d)
Kecemasan
Kecemasan
merupakan suatu kondisi individu merasakan
kekhawatiran,kegelisahan,ketegangan,dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali
mengenai kemungkinan akan terjadinya sesuatu yang buruk.
C.Symptom
Reducing Responses terhadap Stress
Pengertian
symptom -reducing responses terhadap stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
Mekanisme
Pertahanan Diri
Indentifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasaan dibidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
Overcompensation / Reaction Formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
- Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
- Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada
objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
- Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria
tersebut ke dalam pribadinya.
- Reaksi Konversi
Secara
singkat mengalihkan koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalnya belum belajar saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya
menjadi pucat berkeringat.
- Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh
bosnya tadi siang.
- Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata "Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi."
- Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
- Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh
karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
- Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
- Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
- Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang
berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
D. Strategi
Coping untuk Mengatasi Stress
Salah
satu cara dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback,
tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres
kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat
yang sangat rumit sebagai feedback.
Melakukan
sugesti untuk diri sendiri, juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana
keadaan diri kita sendiri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara
ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada
Tuhan).Menghilangkan
stress mekanisme pertahanan dan penanganan yang berfokus pada masalah. Menurut
Lazurus penanganan stress atau coping terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1. Coping yang berfokus pada masalah (problem focused coping) adalah
istilah Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping
yang digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
2. Coping yang berfokus pada emosi (problem focused coping) adalah
isitlah Lazurus untuk strategi penanganan stress diaman individu memberikan
respon terhadad situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan
menggunakan penialaian defensif.
Strategi
Penanganan stress denagn mendekat dan menghindar
1. Strategi mendekati (approach strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami
penyebab stress dan usaha untuk mengahadapi penyebab stress tersebut dengan
cara mengahadapi penyebabnya atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara
langsung.
2. Strategi menghindar (avoidance strategies) meliputi usaha kognitif untuk menyangkal
atau meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam tingkah
laku, untuk menarik diri atau menghindar dari penyebab stress.
Daftar Pustaka :
Sunaryo.
2002. Psikologi untuk keperawatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Siswanto. 2007. Kesehatan
mental; konsep, cakupan, dan perkembangannya. Yogyakarta: C.V Andi Offset
Halgin,
R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi
abnormal. Jakarta: Salemba Humanika
Munandar,
A.S. 2001. Psikologi industry dan
organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press)
Nursalam,
Kurniawati, N.D. 2007. Asuhan keperawatan
pada pasien terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika
Anonim.
1999. Manajemen stres. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar