Hubungan
Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah suatu kondisi
atau keadaan bagaimana cara kita mengenali diri kita terhadap lingkungan
sekitar, apakah kita sudah mengetahui siapa diri kita dan apa hal yang terbaik
yang prenah kita lakukan. Contoh orang yang tidak memiliki interpersonal yaitu
gampang emosi, marah yang meledak ledak dan mudah putus asa atau tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang dapat merubahnya lebih baik. Orang yang mempunyai
banyak teman dan dapat menjadi orang yang fleksibel adalah orang yang mampu
membaca situasi disekitarnya dan dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tapi ada definisi lain berdasarkan sumber yang
tepat dan benar tentang hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal adalah
dimana ketika kita berkomunikasi kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan
tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita
berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan
relationship.
A. Model-model hubungan
interpersonal
1.
Model
pertukaran sosial (social exchange model).
Hubungan interpersonal diidentikan dengan
suatu transaksi dagang. Orang berinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang
memenuhi kebutuhannya. Artinya dalam hubungan tersebut akan menghasilkan
ganjaran (akibat positif) atau biaya (akibat negatif) serta hasil / laba
(ganjaran dikurangi biaya).
2.
Model peranan (role
model).
Hubungan interpersonal
diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang memainkan peranannya
sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubungan akan dianggap baik bila individu
bertindak sesuai ekspetasi peranan (role expectation), tuntutan peranan (role
demands), memiliki ketrampilan (role skills) dan terhindar dari konflik
peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban, tugas dan yang berkaitan
dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah desakan sosial akan
peran yang harus dijalankan. Sementara itu
ketrampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu.
3.
Model permainan (games
people play model).
Model menggunakan
pendekatan analisis transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam
berhubungan individu-individu terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian
dasar dalam permainan ini dibagi dalam 3 bagian yaitu :
a) Kepribadian
orang tua (aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap
sebagi orang tua).
b) Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang
mengolah informasi secara rasional).
c) Kepribadian
anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan pengalaman kanak-kanak yang
mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas dan kesenangan).
4.
Model
Interaksional (interacsional model).
Model ini memandang hubungann interpersonal
sebagai suatu sistem . Setiap sistem memiliki sifat struktural, integratif dan
medan. Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan
permainan.
B.Memulai hubungan
Adapun tahap-tahap dalam hubungan interpersonal yakni meliputi :
1.
Pembentukan.
Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan.
Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan. Fase
pertama, “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak
untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha
menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka
merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap
ini informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat
tinggal, keadaan keluarga dan sebagainya.
Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan
dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
a) informasi
demografis.
b) sikap dan
pendapat (tentang orang atau objek).
c) rencana yang
akan datang.
d) kepribadian.
e) perilaku pada
masa lalu.
f) orang lain
serta,
g) hobi dan minat.
2.
Peneguhan
Hubungan.
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi
selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal,
diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan keseimbangan. Ada
empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
a) keakraban (pemenuhan kebutuhan akan kasih
sayang antara komunikan dan komunikator).
b) Kontrol (kesepakatan antara kedua belah pihak yang melakukan komunikasi
dan menentukan siapakah yang lebih dominan didalam komunikasi tersebut).
c) respon yang tepat (feedback atau umpan balik
yang akan terima jangan sampai komunikator salah memberikan informasi sehingga
komunikan tidak mampu memberikan feedback yang tepat).
d) nada emosional yang tepat (keserasian suasana emosi saat komunikasi
sedang berlangsung).
C.Hubungan peran
1. Model peran
Menganggap hubungan interpersonal sebagai panggung sandiwara.
Disini setiap orang harus memerankan peranannya sesuai dengan naskah yang telah
dibuat oleh masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap
individu bertindak sesuai dengan peranannya.
2. Model
Interaksional
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu
sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat strukural, integratif dan medan.
Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem yang saling tergantung dan
bertindak bersama sebagai suatu kesatuan. Pemutusan Hubungan Menurut R.D. Nye
dalam bukunya yang berjudul Conflict
Among Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat menyebabkan
pemutusan hubungan, yaitu:
a) Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh
sesuatu dengan mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam
bidang tertentu dengan merendahkan orang lain.
b) Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan
pihak lainsehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c) Kegagalan, dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang
lain apabila tujuan bersama tidak tercapai.
d) Provokasi, dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat
sesuatu yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e) Perbedaan nilai, dimana kedua pihak tidak sepakat tentang
nilai-nilai yang mereka anut.
3. Jenis
Hubungan Interpersonal
Terdapat
beberapa jenis hubungan interpersonal, yaitu :
a) Berdasarkan jumlah individu yang terlibat.
a.1)
Hubungan diad.
hubungan atara dua individu. Kebanyakan hubungan kita
dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan beberapa ciri
khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan khusus,
individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan‘wajah’yang
ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan diad berkembang
pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang akan membedakan
hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain.
a.2) Hubungan
Triad.
hubungan antara tiga orang.
Hubungan triad ini memiliki ciri lebih kompleks, tingkat keintiman/ kedekatan
anatar individu lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan
voting atau suara terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
b) Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
b.1) Hubungan tugas.
merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan
menyelesaikan sesuatu yang tidak dokter, hubungan mahasiswa dalam kelompok
untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain.
b.2) Hubungan Sosial.
merupakan hubungan yang tidak
terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu. Hubungan ini terbentuk
(baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh adalah hubungan dua sahabat
dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan sebagianya.
c) Berdasarkan jangka waktu.
c.1) Hubungan jangka pendek.
Merupakan hubungan yang hanya berlangsung sebentar.
Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa ketika bertemu di jalan.
c.2) Hubungan jangka
panjang.
berlangsung dalam waktu yang lama. Semakin lama suatu
hubungan semakin banyak investasi yang ditanam didalamnya (misalnya berupa
emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen dan sebagainya).
d) Berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
kedalaman atau keintiman, yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau
intim. Hubungan biasa merupakan hubungan yang sama sekali tidak dalam atau
impersonal atau ritual. Sedangkan hubungan akrab atau intim ditandai dengan
penyingkapan diri (self-disclosure).
D. Intimasi dan Hubungan Pribadi
Pendapat beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a) Shadily dan Echols (1990) mengartikan
intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan
kekeluargaan.
b) Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan
intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk
mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c) Steinberg (1993) berpendapat bahwa
suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang
didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan
pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling
berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d) Levinger & Snoek (Brernstein dkk,
1988) merupakan suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang
bersifat timbal balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman
dan informasi, bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum
yang terjadi di sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti
berbagi pengalaman hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan
filosofi dalam hidup. Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan
untuk menyayangi, memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal
tertentu yang terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e) Atwater (1983) mengemukakan bahwa
intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Dalam suatu hubungan juga perlu adanya companionate love,
passionate love dan intimacy love. Karena apabila kurang salah satu saja di
dalam suatu hubungan atau mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di
dalam suatu hubungan maka yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan
berjalan dengan langgeng atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak
merasakan kenyamanan dari pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah
hubungan tersebut bubar dan tidak akan ada lagi harapan untuk membangun
hubungan yang harmonis dan langgeng.
Komunikasi yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan
saling terbuka pun menjadi modal yang cukup untuk membina hubungan yang
harmonis. Maka jangan kaget apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak
berjalan dengan mulus atau selalu terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam
bubar atau hancur. Tentu saja itu akan menyakitkan hati kita dan setiap
pasangan di dunia ini pun tidak pernah menginginkan hal berikut.
SUMBER :
·
Aronson ,Elliot .(2005).social psychology .upper saddle river
:person prentice hall
·
Hall, S Calvin., Lindzey , Gardner.,
(2009). teori - teori psikodinamika, yogyakarta:kanisius
·
Jalaluddin Rakhmat (1998): Psikologi
Komunikasi, Edisi 12, PT Remaja Rosdakarya Offset, Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar