Teknik – teknik
Terapi Humanistik Eksistensial
Teknik yang
digunakan mengikuti alih–alih mendahului pemahaman. Karena menekankan pada
pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan
dalam menggunakan metode–metode, dan prosedur yang digunakan oleh mereka bisa
bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi
juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama Meskipun
terapi eksistensial bukan merupakan metode tunggal, di kalangan terapis
eksistensial dan humanistik ada kesepakatan menyangkut tugas–tugas dan tanggung
jawab terapis.
Psikoterapi
difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih–alih sistem teknik.
Para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal –
hal berikut (Gerald Corey, 1988) :
a. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi.
b. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis.
c. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik.
d. Berorientasi pada pertumbuhan.
e. Menekankan
keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh.
f. Mengakui bahwa
putusan – putusan dan pilihan – pilihan akhir terletak di tangan klien.
g. Memandang terapis
sebagai model, dalam arti bahwa terapis dengan gaya hidup dan pandangan
humanistiknya tentang manusia bisa secara implicit menunjukkan kepada klien
potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
h. Mengakui kebebasan
klien untuk mengungkapkan pandangan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan
nilainya sendiri.
Bekerja ke arah
mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien. Menurut Akhmad Sudrajat teknik yang dianggap tepat untuk
diterapkan dalam pendekatan ini yaitu teknik client centered counseling,
sebagaimana dikembangkan oleh Carl R. Rogers, meliputi :
(1) acceptance (penerimaan)
(2) respect (rasa
hormat)
(3) understanding (pemahaman)
(4) reassurance (menentramkan
hati)
(5) encouragementlimited
questioning (pertanyaan terbatas)
(6) reflection (memantulkan
pernyataan dan perasaan)
(7) memberi dorongan
Melalui penggunaan
teknik-teknik tersebut diharapkan konseli dapat (1) memahami dan menerima diri
dan lingkungannya dengan baik; (2) mengambil keputusan yang tepat; (3)
mengarahkan diri; (4) mewujudkan dirinya.
Referensi :
Gerald,
Corey. 1988. Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung : PT
ERESCO
Tidak ada komentar:
Posting Komentar